Sabtu, 26 Januari 2013

Lomba Memasak di Lapangan Rumahku




H
ari Minggu ini aku sempatkan jalan-jalan bersama Kamilla,sahabat terdekat di sekolahku dan Kamilla juga rumahnya dekat denganku.Aku bernama Zallisa Nasyitha Paramitha.Aku disekolahkan di School Elementary Selecary,alamat rumahku di jalan.Istana Megah nomor.5.Tiba-tiba Kamilla menarik tanganku ke kertas yang ditempel di dinding rumah Pak Surya,atau RT di jalan Istana Megah.Kamilla membacakannya.
           

Rencana



D
i perjalanan menuju ke sekolah aku dan Kamilla sangat bahagia,entah kenapa .. kami pun memarkirkan sepeda lagi di Parking Bicycle atau parkir sepeda.Aku sih ingin jualan makanan hasil buatanku dan Kamilla.Ya .. akhir-akhir ini toko lain belum bisa masak kue lagi.Tokoku juga Mamaku lagi ingin bersantai jangan bikin roti melulu.

Saat jam istirahat ..
            “Kam bagaimana kita bikin rencana!”usulku semangat.
            “Ummm .. kamu kenapa nanya kayak gitu?”tanya Kamilla lesu.
            “Kan akhir-akhir ini toko kue atau makanan-lah tutup karena ingin pembelinya banyak!Iya kan?”aku malah balik bertanya.

Sekolah Lagi



L
iburan sebentar sudah kan?Jadi sekarang waktunya mengayuh sepeda ke sekolah bersama Kamilla!Oh senangnya hatiku bisa bersekolah lagi bertemu Miss Van Varht Vanessa,atau kupanggil Miss Van.Miss Van asalanya Katolik lho!Langsung deh masuk Islam.Akhirnya aku datanglah ke sekolah,tanpa basa-basi bersama Kamilla aku segera memarkirkan sepedaku di tempat parkir sepeda.
            “Assalamu’alaikum,Miss Van!”ucap kami serempak.Memang .. kalau  wali kelas sendiri itu pagi-pagi sudah menunggu kedatangan murid-murid dan wajib mengucapkan salam.
            “Wa’alaikumsalam, Kata Mama dan Papa kalian.Kalian menang lomba memasak ya?Semoga kelak menjadi koki terkenal se-Indonesia!”ucap Miss Van langsung.
            “Iya Miss Van, Semoga..,”jawab kami sambil menyimpan tas.
            “Yap sekarang lima menit lagi baris ya!Miss mau mencatat-catat tentang gurulah ya .. tentang rapat nanti sore,”kata Miss Van sambil memulai memegang pulpen polos miliknya.
           

Partisipan